jaket promosicepat,murah dan berkualitas

untuk acara :
  • event
  • promo
  • seminar
  • dll
harga bersaing

waktu pengerjaan cepat


info  : 021-98899028bbm : 329c44cd

lanjutkan Share

tips memilih bahan untuk jaket motor

Mengenakan jaket motor saat mengendarai sepeda motor sangat dianjurkan. Selain melindungi badan dari terpaan angin dan debu, jaket juga dapat dipakai untuk gaya. Sebagian orang menyebutnya jaket motor. Jaket yang bagus akan menambah rasa percaya diri anda saat berkendara.

Namun sebaiknya pilihlah jaket motor yang nyaman dan aman digunakan sesuai dengan kondisi cuaca dan kebutuhan. Untuk itu ada berapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengenakan atau memilih jaket saat menunggangi motor / memilih jaket motor:

jaket motor bahan kulit sangat cocok untuk dikenakan baik cuaca panas maupun dingin, baik siang atau malam. Sifat jaket motor kulit selain kuat dan tidak tembus angin, juga memiliki daya serap keringat yang baik. Selain nyaman dan cocok untuk segala cuaca, kelebihan jaket kulit adalah mampu meminimalisir dan memberikan perlindungan bagi tubuh dari luka akibat kecelakaan. Kelebihan lainnya, tipikal model jaket motor ini yang tidak ketinggalan jaman. Namun jaket kulit juga punya kelemahan. Karena terbuat dari kulit, maka model jaket motor ini cepat pula menimbulkan bau yang tidak sedap. Jaket ini banyak yang dijadikan sebagai jaket club motor. Jadi jaket kulit dapat dipilih sebagai “baju balap atau jaket balap” Anda.

Lalu ada pula jaket sintetik. Jaket ini terbuat dari perpaduan kulit dan bahan lubrikan. Kelebihannya hampir sama dengan jaket kulit, hanya saja jaket ini tidak cocok untuk digunakan di siang hari, terutama saat matahari terik. Bahan sintetik tidak memiliki daya serap keringat. Di sisi lain, jaket sintetik relatif mudah dibersihkan dan baik dikenakan pada malam hari.

jaket motor bahan parasut atau rain coats memiliki sifat kedap air, sangat cocok dikenakan jika hujan maupun di udara dingin. Selain melindungi tubuh dari siraman air, bahan parasut mudah dibersikan dan tidak menimbulkan bau. Jika Anda sering mengetes kendaraan dari bengkel, jenis ini bisa dijadikan sebagai baju bengkel di kala musim hujan.

Demi keselamatan, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah kemampuan warna jaket untuk dapat dilihat oleh pengendara lain, terutama pada malam hari atau situasi gelap (mendung/hujan). Jika Anda ke toko jaket motor saat ingin membelinya, dianjurkan memilih berwarna cerah, terang atau model yang dapat memantulkan cahaya. Hal yang sama juga dianjurkan saat memakai jas hujan. Intinya jangan asal membeli jaket motor murah
lanjutkan Share

cara merawat tas kulit

tas dari bahan kulit biasanya lebih awet. Apalagi tas kulit dengan samakan yang sangat halus, akan menjadi koleksi yang istimewa. Namun, alangkah sayangnya jika anda tak merawatnya dengan tepat. Model tas kulit yang harganya lumayan mahal itu tak akan tampak istimewa lagi. Tak jarang timbul bercak putih karena tas disimpan lama pada tempat yang lembab. Karenanya agar model tas kulit anda tetap terlihat baru dan awet, ada beberapa tips yang dapat anda lakukan:



- hindarkan kontak langsung dengan sinar matahari dalam waktu lama. Paparan sinar matahari dapat merusak permukaan kulit, misalnya pecah-pecah atau terlihat seperti retak.

- hindarkan air. Jika terlanjur terkena air, segera keringkan tas dengan lap kering dan bertekstur lembut.

- simpanlah tas yang tidak digunakan dalam kantong penyimpan (dust bag). Jika tas sudah tidak digunakan lagi dalam waktu yang relatif lama, sekali-kali tas dapat dikeluarkan dari kemasannya dan diangin-anginkan.

- jangan pernah menyimpan tas kulit berdekatan atau menempel dengan tas berbahan plastik. Karena tas plastik dapat menyerap bahan pencelup warna pada model tas kulit. Hal itu dapat menyebabkan tas kulit bernoda yang terlihat seperti terkena jamur.

- jika tas disimpan dalam lemari, gunakan produk anti lembab seperti kamper atau silica gel yang bisa dibeli di apotek. Letakkan di dalam tas kulit anda agar model tas tidak berjamur.

- jika tas kulit anda sudah terlanjur berjamur, jangan panik. Jamur dapat dihilangkan dengan cara menyikatnya dengan lap bertekstur lembut. Kalau bercak putih itu terdapat di bagian dalam tas, bersihkan dengan sikat halus baru kemudian bersihkan dengan lap kering. Gunakan sabun khusus kulit (saddle soap) atau krim pembersih khusus untuk kulit, keduanya dapat diperoleh di pasar swalayan. Agar mengkilap, gosoklah dengan kain lembut.
lanjutkan Share

standar ukuran kaos


Skala pengukuran kaos pada umumnya adalah SML (Small, Medium, Large). Standar ukuran kaos untuk tiap negara, dan tiap produksi merek bisa berbeda. Tidak ada standar ukuran kaos yang baku dan berlaku umum. Selaim skala SML, ada juga beberapa produsen kaos di negara di Eropa dan Amerika yang menggunakan angka  (0-22).
Apapun skalanya, pada umumnya untuk mengukur kaos digunakan 2 patokan yaitu panjang & lebar.
Panjang  = Ukuran dari titik bahu atas sampai ke ujung bawah kaos
Lebar = Ukuran dari ujung kiri sampai ujung kanan kaos








Selain panjang dan lebar, ada juga ukuran lingkar leher (round neck), lingkar lengan (round sleeve), dan panjang lengan (long sleeve). Ukuran tersebut berbeda untuk masing-masing model kaos. Misalkan model kaos pria, akan berbeda dengan model kaos wanita.
Dikarenakan sifat bahan kaos yang bisa melar atau menyusut, maka ukuran kaos selalu plus minus 2 cm.
lanjutkan Share

sejarah kaos oblong

Dibanding jenis pakaian lainnya, sejarah kaos oblong sebenarnya belumlah terlalu panjang. Kemungkinan besar kaos baru muncul antara akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Kaos berbahan katun biasanya dipakai oleh tentara Eropa sebagai pakaian dalam (di balik seragam), yang fleksibel dan bisa dipakai sebagai pakaian luar jika mereka beristirahat di udara siang yang panas. Istilah “T-Shirt” (metafor yang mungkin diambil berdasar bentuknya) baru muncul di Merriam-Webster’s Dictionary pada 1920, dan baru pada Perang Dunia II ia menjadi perlengkapan standar dalam pakaian militer di Eropa dan Amerika Serikat.


Kaos oblong mulai dikenal di seluruh dunia lewat John Wayne, Marlon Brando dan James Dean yang memakai pakaian dalam tersebut untuk pakaian luar dalam film-film mereka. Dalam A Streetcar Named Desire (1951) Marlon Brando membuat gadis-gadis histeris dengan kaos oblongnya yang sobek dan membiarkan bahunya terbuka. Dan puncaknya adalah ketika James Dean mengenakan kaos oblong sebagai simbol pemberontakan kaum muda dalam Rebel Without A Cause (1955).
Teknologi screenprint di atas kaos katun baru dimulai awal “60-an dan setelah itu barulah bermunculan berbagai bentuk kaos baru, seperti tank top , muscle shirt , scoop neck , v-neck dsb. Berbagai bentuk, gambar, atau kata-kata dalam kaos merupakan pesan akan pengalaman, perilaku dan status sosial. Kaos oblong mengkomunikasikan berbagai lokasi atau identitas sosial: tempat (HRC, Borobudur, Bali, Yogyakarta), bisnis (Coca Cola, Yamaha, Suzuki), tim (MU, Inter Milan), konser atau acara kesenian (Jakjazz), komoditas yang dianggap bernilai (VW, Harley Davidson), sementara banyak juga yang mengkomunikasikan slogan (kaos-kaos Dagadu, Joger).
 Fashion, Kaos, dan Komunikasi
Meski sudah mulai mendunia sejak “50-an, konvensi mode dunia tetap saja belum memasukkan kaos ke dalam kategori fashion . Kaos tetap saja dianggap sebagai pakaian dalam yang tidak pantas dikenakan sebagai pakaian luar. Memakai kaos masih juga dianggap sebagai tindakan yang unfashion. Karena itu pada masa musik heavy metal mulai digemari kalangan muda, mereka ini sengaja memilih seragam kaos oblong sebagai bentuk penolakan terhadap konvensi arus utama mode dunia (high fashion). Menyobek beberapa bagian dari kaos oblong bahkan merupakan bagian dari gaya subkultur punk. Bagi mereka ini bentuk fashion adalah unfashion.
Perubahan dalam bahan dan teknologi produksi kaos turut berperan dalam perubahan makna kaos dalam kehidupan sosial. Ditemukannya polyester dan bahan-bahan fiber artifisial, bersamaan dengan diperkenalkannya bahan drip-dry untuk pembuatan pakaian, penambahan variasi warna, gaya dan tekstur, membuat kaos semakin diterima sebagai pakaian luar. Meski begitu, dalam diferensiasi sistem fashion, hingga sekarang kaos masih digolongkan dalam kategori low fashion (=unfashion?).  Berbeda dengan produk high fashion yang didesain dan dibuat secara khusus untuk orang-orang khusus, hampir semua kaos merupakan low fashion yang didesain untuk tujuan diproduksi secara massal.
Variasi kaos sebagai pakaian luar sekarang ini sangat beragam. Kaos diproduksi baik dalam warna-warna primer maupun dalam kombinasi yang lebih kompleks, beberapa di antaranya dilengkapi dengan saku untuk menyimpan alat tulis, rokok, atau benda kecil lainnya. Dengan begitu kaos tidak hanya dipakai oleh kalangan muda, laki-laki, atau mereka yang berasal dari golongan bawah saja, tetapi juga dipakai oleh siapa saja. Kita juga melihat kaos dipakai dalam berbagai aktivitas, dari bekerja hingga mengisi waktu senggang, seperti jalan-jalan di pusat pertokoan atau bermain golf.
Kaos oblong sekarang ini juga telah menjadi wahana tanda. Kaos, sebagaimana pakaian lainnya, membawa pesan dalam sebuah “teks terbuka” di mana pembaca atau penonton bisa menginterpretasikannya.
Betapapun klaim atas identitas atau status dalam kaos oblong ini bersifat ambigu, dalam terminologi Umberto Eco (1979), representasinya selalu bersifat undercoded , ia berhubungan secara synecdochical (satu bagian dari kaos mewakili keseluruhan pribadi seseorang) dengan pengalaman, relasi sosial, nilai, atau status yang diklaim secara eksplisit atau implisit oleh pemakainya. Pesan yang disampaikan dalam kaos bukanlah sekedar tentang tempat, kelompok, atau bisnis, tetapi klaim atas status pemakainya. Seorang pemakai kaos oblong Dagadu misalnya, bukan sekedar menyampaikan pesan bahwa kaos oblong yang dipakainya adalah buatan Yogyakarta, melainkan juga mau mengumumkan sebuah pengalaman yang menurut pemakainya cukup penting (ia seperti mau mengatakan,”Mari saya beritahu pengalaman saya jalan-jalan di Yogya”).
Tetapi sekarang ini kaos oblong juga dipakai untuk mengkomunikasikan apa yang bukan bagian dari identitas seseorang. Misalnya, penulis pernah melihat seorang ibu muda yang sedang berjalan mengandeng anaknya. Si ibu ini memakai kaos dengan tulisan “BITCH” di bagian depannya. Apakah si ibu ini tidak mengerti bahasa Inggris atau penguasaan bahasa Inggrisnya pas-pasan, sampai ia tidak mengerti bahwa bitch (anjing betina) adalah umpatan yang sangat kasar yang biasa dipakai untuk menyebut wanita jalang? Apalagi waktu itu ia sedang menggandeng anaknya. Bukankah si anak ini menjadi cocok dengan umpatan lainnya, son of a bitch ? Seandainya si ibu ini cukup mengerti bahasa Inggris, tentu yang mau dikomunikasikannya adalah “saya bukan bitch “. Ini semacam pendifinisian double negative, di mana seseorang mengklaim (secara ragu-ragu) keanggotaan pada kelompok tertentu yang tidak eksis. Si ibu tadi mengklaim keanggotannya pada kelompok “perempuan/ibu yang baik” tanpa menghadirkan kelompok yang diklaimnya ini. Hal yang sama juga terjadi pada kasus salah satu teman yang memakai kaos bergambar logo Golkar untuk menunjukkan pengejekannya pada Golkar atau untuk mengatakan bahwa ia bukan simpatisan Golkar.
Dengan semakin tumbuhnya industri periklanan, kaos merupakan bilboards mini yang cukup efektif untuk mengkomunikasikan sebuah produk, sebagaimana mengkomunikasikan diri atau identitas. Seringkali kaos dijadikan iklan berjalan yang oleh pengiklan kadang-kadang dibagikan secara gratis. Di Indonesia, adalah hal yang biasa banyak orang berebut mendapatkan pembagian kaos dari OPP pada saat Pemilu (tak jarang juga disertai pembagian “amplop”). Perusahaan-perusahaan sekarang ini juga membuat kaos dengan nama atau logo perusahaan yang tertera di atasnya (Coca Cola, Reebok, Nike, Wilson), dan menjualnya di toko-toko sebagai pakaian produksi massal yang siap pakai. Bagi sejumlah besar pemakainya, tentu memakai kaos oblong tidak dimaksudkan sebagai iklan, melainkan sebagai indikasi status dan pendapatan pemakainya, loyalitas atau kepercayaan pada satu produk. Ia juga merupakan suatu bagian dari identitas diri, “Saya adalah penggemar Coca Cola”, “Seperti Michael Jordan, saya memakai Nike (bagaimana dengan Anda?)”.
Kaos-kaos buatan perusahaan tertentu dianggap mewakili gaya hidup atau selera yang khas, selain sekaligus si pemakai mengiklankan perusahaan pembuatnya. Misalnya kaos bermerek Benetton, Ralph Lauren atau Calvin Klein. Simbol-simbol tertentu pada kaos, seperti buaya kecil atau kuda poni dan pemain polo kecil (dan berbagai variannya), juga sangat penting. Simbol-simbol ini bukan hanya menunjukkan status pemakainya yang mampu mengkonsumsi pakaian buatan desainer mahal, tetapi juga status dalam sistem fashion itu sendiri (ketika kelompok desainer Parisian juga memproduksi kaos, apakah kaos menjadi high fashion ?).
Kaos dan Kehidupan Modern
Lebih dari jenis pakaian yang lain, sejarah kaos bukan saja menunjukkan cepatnya perubahan teknologi dalam industri garmen, melainkan juga menunjukkan bagaimana fashion bernegosiasi dengan ruang dan waktu.
Kaos semula hanya diakui sebagai pakaian dalam. Dan dalam kaitannya dengan pola penempatan ruang, sebagai pakaian dalam kaos adalah pakaian privat . Tetapi kemudian dengan negosiasi lewat media massa dan penemuan bahan serta model-model baru, kaos perlahan mulai tampil sebagai pakaian publik. Karena itu, sejalan dengan kecenderungan kehidupan modern, perjalanan kaos dari ruang privat ke ruang publik ini merupakan ekspansi ruang privat atas ruang publik (privatisasi ruang publik). Sementara dalam kaitannya dengan pola pemanfaatan waktu, kaos menunjukkan bagaimana waktu senggang semakin berhasil mengekspansi waktu yang lain dalam kehidupan sehari-hari. Kaos bisa dilihat sebagai bagian dari leisure class , yang menunjukkan statusnya dengan pemanfaatan waktu senggang sebesar-besarnya.
Persis seperti semboyan kaos oblong Dagadu ” Smart and Smile “, kaos oblong mengajarkan bagaimana hidup modern harus dijalani: berpenampilan cerdas, ringkas, tangkas, sekaligus santai. Hidup dengan segala tetek-bengeknya yang rumit ternyata tidak harus dijalani dengan rumit pula, melainkan bisa dijalani dengan “seperlunya dan santai”. Dalam perspektif ini, papan pengumuman di kampus-kampus yang berbunyi “Dilarang memakai kaos dan sandal” adalah warisan dari kehidupan masa lalu yang “serius” dan sebentuk “pendisiplinan gaya”, yang tidak lagi cocok dengan semangat smart and smile . Karena itu mahasiswa tetap saja berkaos oblong di kampus, pertama-tama bukan untuk menunjukkan perlawanan langsung mereka kepada aturan hidup yang lama, melainkan untuk menunjukkan bahwa diri mereka sendirilah yang paling berhak atas penampilannya. Dan bagaimana mereka harus berpenampilan, salah satunya ditentukan oleh resepsi mereka terhadap media massa, yang juga mengajarkan smart and smile (misalnya semboyan iklan telepon genggam Nokia seri 3210, “Begitu kecil, begitu cerdas”). Jadi hidup modern dijalani dengan semangat mengisi waktu senggang. Inilah yang disebut estetikasi kehidupan sehari-hari yang mencirikan kehidupan modern (di mana “yang etis” bergeser menjadi “yang estetis”). Semangat kehidupan modern sebenarnya adalah semangat kaos oblong.
lanjutkan Share

Mengenal jenis bahan kaos

Saat ini sudah banyak pilihan untuk memilih kaos distro yang anda inginkan, mulai dari ukuran, model dan design sudah sangat berfariasi sehingga apapun keinginan anda bisa anda dapatkan atau minimal mendekati.

Akan tetapi yang paling penting dalam memilih kaos distro selain design adalah jenis bahan kaos distro. Anda jangan sampai tertipu oleh harga yang mahal. Memang biasanya dengan harga yang mahal biasanya jenis bahan juga lebih baik, tetapi jika anda tidak mengetahui jenis bahan untuk kaos distro, bisa jadi anda tertipu.

Untuk itu sangat penting untuk mengetahui jenis bahan yang biasanya digunakan dalam industri kaos distro. Apa saja sih jenis bahan yang digunakan ?

Jenis bahan yang digunakan untuk kaos distro :

1. Cotton
A. Combed
Serat benang lebih halus.
Hasil Rajutan dan penampilan lebih rata.
Lembut halus
Menyerap keringat
Adem

B. Cardet
Serat benang kurang halus.
Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang rata.
Menyerap keringat
Adem

2. TC (TETERTON COTTON)
Jenis bahan ini adalah campuran dari Cotton 35 % dan Polyester (Teteron) 65%. Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. Kelebihannya jenis bahan TC lebih tahan ’shrinkage’ (tidak susut atau melar) meskipun sudah dicuci berkali-kali. Ini karena pengaruh dari poliester.

3. CVC ( COTTON VISCOSE)
Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat.

4. POLYESTER dan PE
Jenis bahan ini terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil minyak bumi untuk dibuat bahan berupa serat fiber poly dan yang untuk produk plastik berupa biji plastik. Karena sifat bahan dasarnya, maka jenis bahan ini tidak bisa menyerap keringat dan panas dipakainya.

lanjutkan Share

jenis-jenis bahan

1. COTTON COMBED (20S, 24S, 30S, 40S)
Serat benang lebih halus, Hasil Rajutan dan penampilan lebih rata, sehingga kaos cotton combed sangat nyaman dipakai dan menyerap keringat (tidak gerah). Bahan cotton combed banyak dipakai untuk bahan kaos-kaos distro sekarang ini. Produk OUGHHH! menggunakan jenis bahan ini.


2. COTTON CARDED
Hampir sama dengan pada cotton combed, tapi terdapat perbedaan pada penampilan serat benang yg kurang halus, hasil rajutan dan penampilan bahan kurang rata


3. TC (TETERON COTTON)
Campuran dari Cotton Combed 35 % dan Polyester (Teteron) 65%. Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. Kelebihannya jenis bahan TC lebih tahan ’shrinkage’ (tidak susut atau melar) meskipun sudah dicuci berkali-kali


4. CVC ( COTTON VISCOSE)
Campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat


5. PE
Terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil minyak bumi untuk dibuat bahan 
berupa serat fiber poly dan yang untuk produk plastik berupa biji plastik. Karena sifat bahan 
dasarnya, maka jenis bahan ini tidak bisa menyerap keringat dan panas dipakainya


6. HYGET
Jenis bahan ini juga terbuat dari plastik, namun lebih tipis. Banyak digunakan untuk keperluan 
kampanye partai


7. LACOSTE
Kain jenis bahan yang biasa digunakan untuk membuat kaos POLO/kerah/Wangki.


8. FLEECE
Biasanya untuk membuat sweater dan hoodie. Bahan tebal, tekstur bagian dalamnya berbulu 
seperti kapas.


9. TERRY DOORS
Bahan fleece yang belum di garuk / diberi bulu. Tekstur dalamnya seperti handuk.


10. BABY TERRY
Tekstur dalamnya mirip bahan TERRY DOORS tapi lebih tipis, biasanya untuk jaket/sweater atau 
cardigan.


11. SPANDEX
Bahan lentur, cocok untuk dibuat cardigan, atau juga pakaian untuk cewek.


12. DRILL
bahan licin, biasa dipakai untuk membuat jas dan setelan


13. KANVAS
Bahan yang tebal dan kaku, cocok untuk bahan dasar jaket anak muda


14. BABY KANVAS
Bahan kanvas yang tipis, cocok untuk bahan kemeja


15. CORDORAY
Bahan beludru, bertekstur garis2


16. BAHAN JAKET SPORT
Contoh : Adidas polyester, Diadora, Parasut, Lotto, Dry fit, Ballon, Mikro dll.
lanjutkan Share